Keluarga Dokter I Terpukul, Dihujat dan Jadi Tersangka

by - Tuesday, July 19, 2016

Pengungkapan kasus vaksin palsu, yang salah satunya menjerat Dokter I, yang berpraktik di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Dimana Badan Reserse Kriminal Mabes Polri telah menetapkan 23 tersangka termasuk dokter I tersebut.
Damayanti, kakak dari tersangka Dokter I mendatangi Bareskrim Mabes Polri, untuk melihat kondisi adiknya tersebut bersama kuasa hukumnya.
Damayanti mengatakan adiknya Dokter I di mata keluarga mengenai keterlibatannya dalam kasus vaksin palsu ini, merasa Dokter I adalah hanya sebuah korban dari peredaran vaksin palsu tersebut.
"Dia (Dokter I) orang yang jelas sebagai korban dari pada produsen atau distributor vaksin palsu ini. Kami keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini," kata Damayanti di Bareskrim, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (18/7/2016).
Damayanti menambahkan keluarga dari Dokter I merasa sangat terpukul atas kejadian tersebut. Apalagi banyak orangtua, korban vaksin begitu banyak menghujat Dokter I.
"Saya mohon dukungan bapak ibu, pasien yang begitu menghujat saudara saya, keluarga sangat berduka sekali," ujar Damayanti.
Lanjut Damayanti, adiknya Dokter I benar benar tidak mengetahui vaksin yang disuntikan kepada pasien pasiennya di rumah sakit itu palsu. Menurutnya apa yang disuntikan ke pasiennya juga dilakukan kepada keluarganya tersebut.
"Iya, artinya. Bagaimana mungkin seorang kakek (Dokter I) akan menyuntikan racun kepada cucunya darah dagingnya sendiri. Dia sangat sayang kepada anak anaknya, apalagi dia sebagai dokter spesialis anak," ujar Damayanti.
Lanjut Damayanti tersangka Dokter I, yang juga menyuntikan vaksin dari Rumah Sakit Harapan Bunda kepada dua cucunya tersebut. Menurut Damayanti, dua cucunya tersebut tidak mengalami keanehan atau sakit apapun.
"Tidak ada sehat, cucunya Alhamdulillah sudah dua," ujar Damayanti.
"Saya mohon saja kepada masyarakat orangtua pasien yang kena vaksin palsu ini, saya mohon dukungan agar dilihat dari hati nurani kejadian ini. Selanjutnya saya nggak kuat (sambil menangis), Saya serahkan ke kuasa hukum saja," Damayanti menambahkan.

You May Also Like

0 comments