K A R M E L I T A

While There is Life, There is A Hope

Assalamualaikum Wr. Wb, Welcome to My Blog, and Enjoy

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan mengalami fenomena Equinox pada 21 Maret dan 23 September 2017. Beredar kabar, suhu udara di Indonesia akan mencapai 40 derajat Celsius akibat fenomena ini.
Apa penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)?

Menurut Kepala Humas BMKG Hary Djatmiko, Equinox adalah salah satu fenomena astronomi di mana Matahari melintasi garis khatulistiwa. Secara periodik peristiwa Equinox berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada 21 Maret dan 23 September.
"Saat fenomena ini berlangsung, di luar bagian Bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan," ujar Hary di Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Namun, Hary menegaskan, fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, di mana rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36 derajat Celsius.
"Equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama," kata dia.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau agar masyarakat tidak khawatir terkait dampak Equinox.
"Masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari Equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang," Hary menandaskan.


Sumber : liputan6.com

No comments
Dari luar, tidak ada yang menyangka lubang kecil ini menyimpan berbagai kejutan di dalamnya. Setelah diteliti, akhirnya mereka menemukan bahwa lubang tersebut mengarahkan mereka ke sebuah gua yang berusia 700 tahun. Seperti yang dirilis dari boredpanda.com, Kamis (9/3/2017).
Lubang kelinci ini ternyata menyimpan arsitektur gua yang luar biasa, tersimpan rapi sejak 700 tahun yang lalu. (foto : Michael Scott)

Ditemukan di Shrospire, Inggris, lubang kelinci ini ternyata miliki arsitektur luar biasa abad lampau yang jarang ditemui. Diperkirakan gua ini merupakan tempat berlindungnya Knights Templar, para kesatria yang ditakuti oleh pemerintah Katolik kerita bertempur di Perang Salib.
Dahulunya tempat ini digunakan untuk berbagai upacara sekte agama rahasia untuk beribadah. Namun tempat ini akhirnya ditutup tahun 2012, karena pemilik tanah lelah melayani orang-orang beribadah ke dalam gua ini.
Lubang kelinci ini ternyata menyimpan arsitektur gua yang luar biasa, tersimpan rapi sejak 700 tahun yang lalu. (foto : Michael Scott)

Lubang kelinci ini ternyata menyimpan arsitektur gua yang luar biasa, tersimpan rapi sejak 700 tahun yang lalu. (foto : Michael Scott)

Namun pemandangan indah ini berhasil ditangkap oleh Michael Scott, fotografer dari Brimingham. Ia mengambil berbagai sudut gua yang menyimpan keindahan ukiran dan mendokumentasikannya dalam beberapa foto. Tampak beberapa dinding gua yang memiliki ukiran berbentuk kubah, dan tempat-tempat lilin yang tersusun rapi sehingga terasa sakral.
Lubang kelinci ini ternyata menyimpan arsitektur gua yang luar biasa, tersimpan rapi sejak 700 tahun yang lalu. (foto : Michael Scott)

Michael sendiri bercerita akan sulit menemukan pintu gua ini karena lubangnya tersembunyi di tengah rimbunnya tanaman. Jika sudah masuk, gua ini memiliki ruangan luas didalamnya, bahkan banyak pula tempat rahasia lainnya didalam gua ini.


Sumber : Liputan6.com, Jakarta 
No comments
Kebaikan adalah satu-satu nya investasi yang tidak akan merugikan
No comments
Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan
No comments
Bukti terbaik dari cinta adalah kepercayaan
No comments
Keberhasilan kita di masa depan lebih penting
daripada kepedihan kita di masa lalu
No comments
By Far The Best Proof is Experience


No comments
Without continual growth and progress, such words as improvement, achievement, success have no meaning
No comments
Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran
No comments
Belajar dari kemarin, hidup hari ini, harapan untuk besok, yang penting adalah untuk tak pernah berhenti bertanya
No comments
Tujuan besar dari pendidikan bukan pengetahuan, tapi tindakan (aksi)
No comments
Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan
No comments

Setiap orang pastinya pernah diuji. Entah itu dengan ujian kelaparan, kekurangan rizki, atau apapun itu. Allah memberikan ujian kepada manusia tidak serta merta tanpa sebuah alasan. Allah memberikan kita ujian karena ada suatu hal yang hendak Allah sampaikan kepada kita.
Sesungguhnya Allah telah memberikan sejumlah ujian tertentu bagi hamba-hambaNya guna menyikapi rahasia-rahasia hati dan apa yang tersembunyi dalam relung jiwa. Maksud dan tujuan dari ujian tersebut adalah:

  1. Menegakkan Hujjah atas mereka sehingga tak seorang pun merasa dizalimi atau dirugikan pada hari kiamat.
  2. Membedakan yang baik dengan yang buruk serta menyaring barisan kaum mukminin dari orang-orang munafik. Sebab, percampurbauran orang-orang munafik dengan kaum mukminin bisa melemahkan barisan dan menyebabkan kegoncangan. Bisa mendatangkan kekalahan dan pukulan telak.
  3. Demikian pula untuk membedakan antara orang-orang yang jujur dan orang-orang yang dusta.
  4. Demikian pula untuk membedakan antara orang-orang beriman sendiri dalam derajat keimanan dan kadar tulusnya cinta.
No comments


Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.
Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.

Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil

Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.
Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa!
Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.

Menjadi Penguasa Utsmani

Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel.
Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.

 Menaklukkan Bizantium

Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.
Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.
Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.
Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.
Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.
Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu ‘anhu.
Apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tentu saja bertentangan dengan syariat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ، إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ.
“… Ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi janganlah kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar melarang kamu melakukan perbuatan itu.” (HR. HR. Muslim no.532)
Kekeliruan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tidak serta-merta membuat kita menafikan jasa-jasanya yang sangat besar. Semoga Allah mengampuni kesalahan dan kekhilafannya beliau rahimahullah.
Setelah itu rentetat penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih; ia membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.

 Peradaban Yang Dibangun Pada Masanya

Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.
Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari

Wafatnya Sang Penakluk

Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat. Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun. Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya, Allahu a’lam.
Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.
Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.
Semoga Allah membalas jasa-jasamu wahai Sultan Muhammad al-Fatih…
No comments
Sultan Murad II berkuasa setelah meninggalnya ayahnya, Muhammad Jalabi, pada tahun 1421 M (824H). Umurnya saat itu tidak lebih dari delapan belas tahun. Dia demikian mencintai jihad di jalan Allah dan berdakwah untuk menyiarkan Islam di benua Eropa.1

Dia dikenal dikalangan rakyat sebagai sosok yang memiliki sifat takwa, adil, dan kasih sayang.2 Sultan Murad II mampu meredam semua gerakan separatis dalam negeri yang dilakukan oleh pamannya sendiri yang bernama Mushtafa, yang didukung musuh-musuh pemerintahan Utsmani. Kaisar Manuel II dari Byzantium , merupakan orang yang berada dibalik konspirasi dan hambatan yang dialami Sultan Murad II. Dia lah yang membantu Mushtafa sehingga mampu mengepung kota Gallipoli yang dia rampas dari tangan sultan dan dia jadikan sebagai pusat pemberontakan. Namun, Sultan Murad II berhasil menangkap pamannya dan dikirimkan ke tiang gantungan.

Kendati demikian, tak menyurutkan langkah Kaisar Manuel II yang terus melanjutkan rencananya dengan memberi perlindungan pada saudara kandung Murad II. Bukan hanya itu, saudara kandung Murad II diberi kepercayaan untuk memimpin pasukan yang menguasai kota Nicaea di Anatolia. Murad II segera berangkat ke dua tempat tersebut, dan berhasil memaksa musuhnya untuk menyerah dan setelah itu dibunuh.

Oleh karena tindakan kaisar Byzantium yang terus merongrong stabilitas wilayah Utsmani, Sultan Murad II dengan tekad bulat berusaha untuk memberikan pelajaran langsung padanya. Untuk itu dia menyerbu Slonika dengan kekuatan besar pada bulan Maret tahun 1431 M. Sejak itu, jadilah Slonika sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pemerintahan Utsmani.

Sultan Murad II juga melakukan pukulan yang demikian hebat terhadap kaum pemberontak di wilayah Balkan. Dia berusaha untuk menguatkan cengkeraman kekuasaan pemerintahan Utsmani di wilayah itu. Tentara Utsmani kemudian beranjak menuju wilayah utara, untuk menaklukkan wallachia dan mewajibkan padanya untuk membaya upeti tahunan. Raja Serbia yang baru bernama Stephen Lazarevitch, terpaksa harus tunduk pada pemerintahan Utsmani dan rela dibawah pemerintahannya serta harus memperbaharui loyalitasnya kepada sultan. Setelah itu, pasukan Utsmani bergerak ke arah selatan dimana disana telah menanti bantuan yang menguatkan pemerintahan Utsmani di negeri Yunani.

Sultan melanjutkan jihad dan dakwahnya dan terus membersihkan semua hambatan yang ada di Albania dan Hungaria.

Tentara Utsmani mampu menaklukkan Albania pada tahun 1431 M. Mereka mengonsentrasikan serangannya pada bagian selatan negeri itu. Sedangkan di dua bagian utara Albania , tentara Utsmani harus mengalami peperangan yang demikian getir. Dimana orang-orang yang berada di wilayah utara Albania, mampu memukul mundur dua pasukan Utsmani di Pegunungan Albania. Sebagaimana halnya tentara Utsmani juga mengalami kekalahan dalam dua kali serangan beruntun yang dipimpin sultan sendiri. Tentara Utsmani mengalami kerugian yang demikian besar, saat mereka menarik pasukannya dari wilayah itu. Pada saat terjadi peperangan antara Turki Utsmani dengan Albania, negara-negara Kristen merupakan pendukung yang berada dibalik tentara Albania. Dukungan itu khususnya datang dari pemerintahan Venezia, yang menyadari akan bahaya penaklukkan yang dilakukan oleh Utsmani bagi wilayah-wilayah yang sangat penting dan strategis ini, yang berada di pantai dan pelabuhan lautnya yang menghubungkan antara Laut Tengah (Laut Mediterania) dengan dunia luar. Mereka sadar bahwa mereka akan sanggup untuk menghalangi kapal-kapal Venezia yang berada di lautan tertutup yakni Lautan Adriatik. Demikianlah Sultan Murad II tidak bisa menikmati kestabilan pemerintahan di Albania.3

Sedangkan yang berhubungan dengan Hungaria, tentara Utsmani mampu mengalahkan pasukan Hungaria pada tahun 1438M. Tujuh puluh ribu diantaranya menjadi tawanan pasukan Utsmani. Mereka juga mampu menguasai tempat-tempat penting. Kemudian bergeral menaklukkan Belgrade (Beograd) ibu kota Serbia. Namun usaha ini gagal, karena secara tiba-tiba aliansi pasukan Salib dalam jumlah yang sangat besar yang diberkahi oleh Paus. Aliansi pasukan Salib ini bertujuan untuk mengusir orang-orang Utsmani dari Eropa secara keseluruhan. Pasukan ini terdiri dari beberapa negara seperti Hungaria, Polandia, Serbia, Genoa, Venezia, Byzantium, Burgundi. Dalam pasukan ini, bergabung pula pasukan Jerman dan Cekoslovakia. Komando pasukan salib diberikan pada seorang jenderal dari Hungaria yang cerdik bernama Johannes Henyadi. Dia memimpin pasukan darat Salibis dan berangkat ke arah selatan. Dia berhasil mengalahkan pasukan Utsmani selama dua kali pada tahun 1442 M. Kekalahan ini memaksa tentara Utsmani menandatangani kesepakatan damai.4 Perjanjian yang ditandatangani di Sisjaden ini terjadi pada bulan Juli tahun 1444 M. Dengan kesepakatan gencatan senjata selama sepuluh tahun. Dalam perjanjian itu Turki Utsmani menyatakan, menyerahkan Serbia dan mengakui George Brancovites sebagai penguasanya. Sebagaimana Sultan Murad II juga menyerahkan Valichie kepada Hungaria. Dia juga membayar tebusan suami puterinya yang bernama Mahmud Syalabi yang waktu itu menjadi panglima pasukan perang tentara Utsmani dengan harga 60.000 duqiyah. Perjanjian kesepakatan itu ditandatangani dalam dua bahasa, bahasa Turki dan bahasa Hungaria. Raja Ladislas dari Hungaria bersumpah dengan menggunakan Injil sebagaimana Sultan Murad II bersumpah dengan menggunakan Al-Qur'an untuk mematuhi kesepakatan ini dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang terhormat.

Setelah Murad II telah selesai menandatangani kesepakatan dengan musuh-musuhnya yakni orang-orang Eropa, dia kembali ke Anatolia . Saat tiba di Anatolia dia harus berkabung dengan kematian anaknya. Maka semakin bertambah kesedihannya dan dia semakin menjauhi masalah-masalah keduniawian dan kekuasaan. Akhirnya dia menyatakan mundur dari kesultanan dan menyerahkannya pada anaknya yang bernama Muhammad, yang saat itu baru berumur sekitar empat belas tahun. Karena dia masih sangat muda, sang ayah mengawalnya dengan beberapa cerdik cendekia dari pihak kesultanan. Dia sendiri setelah itu pergi ke Magnesia di Asia Kecil untuk mengisi sisa-sisa hidupnya dalam uzlah dan ketentraman batin, dalam rangka beribadah sepenuhnya kepada Allah serta merenungkan kebesaran kekuasaan-Nya, setelah merasa bahwa pemerintahannya berada dalam keadaan stabil.

Namun kondisi ini tidak dia rasakan sepenuhnya dalam jangka waktu yang panjang5 sebab Kardinal Sizarini dan sebagian pendukungnya menggagalkan kesepakatan dengan pemerintahan Utsmani yang telah disepakati sebelumnya, dan mereka bertekad untuk mengusir orang-orang Utsmani dari Eropa secara keseluruhan. Apalagi kini tahta Utsmani telah ditinggalkan Sultan Murad II dan telah diserahkan pada anaknya yang masih muda dan belum berpengalaman. Bagi mereka, raja yang baru tidak dianggap berbagaya. Paus Ogen IV setuju dengan pemikiran setan ini6 dan dia meminta orang-orang Kristen untuk membatalkan perjanjian itu dan sebaliknya menyerang kaum muslimin. Dia menjelaskan pada orang-oang Kristen bahwa perjanjian yang telah disepakati dengan orang-orang muslim itu tidak sah sebab itu dilakukan tanpa persetujuan dari Paus sebagai wakil Yesus di bumi. Kardinal Sizarini dikenal sebagai sosok yang cekatan, tidak pernah istirahat dari bekerja. Dia dengan semangat yang tinggi selalu berusaha untuk melenyapkan orang-orang Utsmani. Oleh sebab itulah, dia selalu mengadakan kunjungan pada raja-raja Kristen dan mendorong mereka untuk membatalkan perjanjian dengan kaum muslimin.

Berkat usahanya dia berhasil meyakinkan para raja untuk membatalkan kesepakatan dengan orang-orang muslim. Dia mengatakan, bahwa atas nama Paus, mereka bebas dari tanggung jawab dari pembatalan itu dan dia memberkati tentara dan senjata mereka. Wajib bagi mereka untuk mengikuti jalannya, sebab jalan yang dia tempuh adalah jalan keselamatan dan barangsiapa yang menentang dalam kalbunya dam dia takut mendapatkan dosa, maka dia akan menanggung dosa dari apa yang dia perbuat.7

Orang-orang Kristen membatalkan kesepakatan dan mereka segera mempersiapkan pasukan untuk memerangi kaum muslimin. Mereka segera mengepung Kota Varna sebuah kota di Bulgaria yang berada di tepi Laut Hitam, yang sebelumnya telah merdeka dan berada ditangan kaum muslimin. Pembatalan perjanjian ini merupakan tanda yang sangat jelas sebagai permusuhan. Oleh sebab itulah, Allah mewajibkan atas kaum muslimin untuk memerangi mereka, Allah berfirman,

“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.” (QS At-Taubah 12)

Tidak ada janji dan kesepakatan yang mereka jaga, sebab memang itulah tabiat mereka. Mereka tidak segan-segan untuk menggempur siapa sajan, manusia lemah sekalipun mereka bunuh dan merega jagal.8 Maha Benar Allah yang telah berfirman saat menggambarkan mereka,

“Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS At-Taubah 10)

Tatkala orang-orang Kristen maju untuk menyerang pemerintahan Turki Utsmani, kaum Muslimin yang berada di Adrianople mendengar desas-desus serbuan kaum Salibis. Mereka pun dilanda rasa takut dan khawatir. Pejabat pemerintah, segera mengirim utusan kepada Sultan Murad II meminta agar dia segera kembali untuk menghadapi bahaya yang sedang datang. Maka keluarlah Sultan Murad II sang Mujahid itu dari tempat pengasingan ibadahnya, untuk memimpin pasukan Utsmani melawan pasukan Salib itu. Sultan Murad II berhasil menjalin kesepakatan dengan armada laut Genoa untuk mengangkut empat puluh ribu pasukan Turki Utsmani dari Asia menuju Eropa yang didengar dan dilihat langsung oleh armada Salib. Sultan sepakat membayar setiap satu tentara dengan ongkos satu dinar emas.

Sultan Murad II dengan cepat melakukan perjalanan perangnya, dan dia tiba di Varna, Bulgaria, bersamaan dengan datangnya pasukan Salib.

Sehari setelah itu, berkecamuklah peperangan antara pasukan Kristen dan pasukan Islam dalam peperangan yang demikian sengit. Sultan Murad II sendiri telah meletakkan kertas perjanjian yang telah dilanggar oleh musuh-musuhnya di ujung tombak, agar mereka menyaksikan dan langit serta bumi juga ikut menyaksikan terhadap pengkhianatan dan permusuhan mereka. Ini juga dia maksudkan agar semangat perang pasukannya meningkat.9

Kedua pasukan bertempur dalam sebuah pertempuran dahsyat. Bahkan hampir saja kemenangan berada di tangan orang-orang Kristen, karena adanya sentimen keagamaan mereka dan semangat mereka yang demikian menggebu. Namun semangat menggebu mereka harus bertubrukan dengan ruh jihad yang demikian tinggi dikalangan tentara Utsmani. Saat itulah, Raja Ladislas (dari Hungaria) yang ingkar janji bertemu dengan Sultan Murad II yang menetapi janji secara langsung. Keduanya duel satu lawan satu. Maka terjadilah satu perang tanding yang demikian seru, antara dua pemimpin yang akhirnya dimenangkan Sultan Murad II dan raja Hungaria itu kalah akibat pukulan telak ujung tombak Sultan, sehingga membuatnya jatuh dari atas kudanya. Maka segeralah sebagian mujahidin memotong kepalanya dan mereka mengangkat di ujung tombak dengan menyebut nama Allah dan menggemakan takbir penuh suka cita.10 Salah seorang mujahidin dengan lantang berteriak pada musuh, “Wahai orang-orang kafir, ini adalah kepala raja kalian.” Tak ayal pemandangan ini menimbulkan dampak yang demikian kuat terhadap pasukan Kristen, dimana mereka dilanda rasa takut dan panik. Maka kaum Muslimin segera melakukan serangan, yang berhasil menghancurkan kesatuan mereka dan mengalahkan mereka dengan kekalahan yang demikian telak. Akhirnya, pasukan Kristen lari tunggang langgang dan saling dorong-mendorong. Sultan sendiri tidak mengusir musuhnya itu dan dia mencukupkan dengan kemenangan ini. Sebuah kemenangan yang sangat gemilang.11

Pertempuran ini terjadi di Lembah Pantellaria pada tanggal 17 Oktober 1448. Peperangan ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut dan berakhir dengan kemenangan pasukan Muslimin. Kemenangan ini telah membuat Hungaria sebuah negeri – minimal dalam jangka waktu sepuluh tahun – yang tidak mampu bangkit melawan perlawanan militer terhadap pasukan Utsmani.12 Sultan Murad II sendiri masih konsisten dengan kezuhudannya pada dunia dan kekuasaan, sehingga untuk kedua kalinya dia mengundurkan diri dari tahta kesultanan dan menyerahkan kembali pada anaknya Muhammad. Sedang ia sendiri kembali mengasingkan diri di Magnesia, sebagaimana kembalinya singa yang menang bertarung ke sarangnya.

Sejarah telah menyebutkan pada kita, ada beberapa raja dan penguasa yang mengundurkan diri dari tahtanya dan mengasingkan diri dari hiruk pikuk kekuasaan. Ada sebagian diantara mereka yang kembali naik tahta. Namun tidak ada satu sejarah pun yang menyebutkan pada kita semua, bahwa disana ada seorang raja yang turun tahta dua kali, kecuali Murad II. Sesungguhnya pada saat dia berangkat menuju pengasingannya di Asia Kecil, tiba-tiba sekelompok tentara yang disebut Inkisyariyah di Adrianople melakukan pemberontakan, pembangkangan, dan pengrusakan. Sedangkan Sultan Muhammad waktu itu masih sangat muda. Sebagian pembesar Utsmani khawatir persoalan ini akan membesar, bahayanya akan mengembang dan kejahatannya akan semakin memuncak serta mendatangkan akibat yang jelek. Maka mereka kembali mengutus utusan pada Sultan Murad II untuk kembali ke ibu kota mengendalikan kekuasaan ditangannya.13

Maka dia pun segera mengambil kendali kekuasaan dan mampu menaklukkan para pemberontak itu. Kemudian dia mengirim anaknya, Muhammad, ke Magnesia dan dia memerintah disana, di Anatolia. Sedangkan Sultan Murad II sendiri tetap memgang tampuk kekuasaan hingga akhir hayatnya yang semuanya dia pergunakan untuk perang dan penaklukan.14
Muradi II Dan Kecintaannya Pada Para Penyair, Ulama, Dan Kesukaannya Melakukan Kebaikan

Muhammad Harb berkata, “Murad II – walaupun tidak dikenal banyak memiliki syair – dia dikenal sebagai sosok yang memiliki kepedulian pada sastra dan puisi. Sebab kenikmatan yang dia miliki, juga bisa dinikmati para penyair yang sengaja dipanggil dua hari dalam seminggu, dengan tujuan menyimak apa yang mereka karang. Mereka melantunkan syair bernama Sultan. Sultan pun ikut memberi penilaian baik atau jelek terhadap syair-syair mereka. Dia bisa memilih atau membuang syair-syair mereka. bahkan dia tidak segan-segan memberikan peluang kerja, sehingga mereka terlepas dari kesusahan hidup. Dizamannya telah lahir penyair dalam jumlah yang cukup besar.15

Dia telah berhasil mengubah istana penguasa menjadi semacam akademi ilmiah. Bahkan diantara para penyair itu ada yang mengiringnya ke medan jihad.16

Diantara syairnya,
“Datanglah mari kita menyebut Allah, 
Karena kita tidak akan abadi di dunia.” 17

Sultan Murad II dikenal sebagai sosok yang alim, berotak brilian, adil, dan pemberani. Dia mengirimkan harta dari koceknya sendiri pada penduduk Mekkah, Madinah dan Baitul Maqdis (Yerusalem) sebanyak tiga ribu lima ratus dinar setiap tahun. Dia sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan, pada para ulama, para syaikh, dan orang-orang saleh. Dia telah membangun tiang-tiang kerajaan, mengamankan jalan, menegakkan syariat dan agama menghinakan orang-orang kafir dan atheis.18

Yusuf Ashaf mengatakan tentang dia, “Dia adalah seorang yang saleh dan takwa, seorang pejuang yang gigih, cinta pada kebaikan, cenderung pada rasa kasih dan ihsan.
Wasiat Menjelang Wafat

Sultan meninggal di istana Adrianople pada saat umurnya menjelang 47 tahun. Sesuai wasiatnya, dia dikebumikan disamping Masjid Jami Muradiyah di Bursa. Selain itu, ia berwasiat agar diatas kuburannya tidak dibangun apa-apa. Dia juga mewasiatkan agar disamping kuburannya dibikin tempat-tempat untuk duduk pada penghafal Al-Qur'an. Dia meminta agar dirinya dikubur pada hari jum'at. Semua wasiat yang diminta dilaksanakan.19

Dalam wasiatnya, dia juga meninggalkan satu syair, setelah dia merasa khawatir dikuburkan disebuah kuburan yang besar padahal dia sendiri menginginkan agar diatas kuburannya tidak dibangun bangunan apapun. Syair tersebut berbunyi.

“Maka datanglah haru,
dimana setiap orang hanya melihat tanah kuburanku.” 
20

Sultan Murad II telah melakukan pembangunan masjid, madrasah-madrasah, beberapa istana, dan beberapa jembatan. Diantaranya adalah Masjid Jami Adrianople yang memiliki tiga beranda.

Disamping masjid itu, dia membangun madrasah Watakiyah yang memberikan makanan pada orang-orang fakir dan miskin.21






Catatan Kaki

1. Lihat: Akhtha ‘Yajibu an Tushahhah (Al- Dawlat Al-Utsmaniyah) hlm. 38.
2. Lihat: As-Salathin Al-Utsmaniyun, hlm. 43.
3. Lihat: Al-Dawlat Al-Utsmaniyah fi Al-Tarikh Al-Islami Al-Hadits, hlm. 46.
4. Ibid.
5. Lihat: Muhammad Al-Fatih, hlm 42-43.
6. ibid. 43.
7. Ibid: 44.
8. Lihat: : Akhtha ‘Yajibu Tushahhah (Al-Dawlat Al-Utsmaniyah), hal. 41.
9. Lihat: Muhammad Al-Fatih, Dr. Salim Ar-Rasyidi, hlm. 45.
10. Lihat: Muhammad Al-Fatih, Dr. Abdus Salam Abdul Aziz, hlm 22.
11. Lihat: Muhammad Al-Fatih, Dr. Salim Ar-Rasyidi, hlm. 44.
12. Lihat: Al-Dawlat Al-Utsmaniyah fi Al-Tarikh Al-Islami Al-Hadits, hlm. 46.
13. Lihat: Muhammad Al-Fatih, 47.
14. Sultan Muhammad Al-Fatih, 23.
15. Al-Utsmaniyun fi-Al-Tarikh wa Al-Hadharah, hlm. 246.
16. Ibid.
17. Al-Salathin Al-Utsmaniyunm hlm 43.
18. Lihat: Tarikh Salathin Ali Utsman, Al-Qaramani, hlm. 55.
19. Lihat: As-Salathin Al-Utsmaniyun fi Al- Tarikh wa Al-Hadharah, hlm 43.
20. Lihat: Al-Utsmaniyyun fi Al-Tarikh wa Al-Hadharah, hlm 246.
21. Lihat: Al-Salathin Al-Utsmaniyyun, hlm 43.
No comments
Newer Posts
Older Posts

Labels

  • CIVIL
  • Good Quote
  • It's Me
  • MUSLIM STORY
  • MY YOUTUBE CHANNEL
  • NEWS
  • Quote Me
  • SHARING

recent posts

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  February (1)
  • ▼  2017 (20)
    • ►  October (1)
    • ►  July (3)
    • ►  April (1)
    • ▼  March (15)
      • 21 Maret Indonesia Akan Mengalami Fenomena Equinox...
      • Disangka Lubang Kelinci, Ternyata Pintu Masuk Gua ...
      • Henry David Thoreau
      • Robert F. Kennedy
      • Joyce Brothers
      • Taufan Prakoso
      • Sir Francis Bacon (1561-1626)
      • Bejamin Franklin
      • James Thurber
      • Albert Einstein
      • Herbert Spencer
      • Samuel Jhonson
      • Maksud dan tujuan Allah SWT memberikan ujian
      • Muhammad Al-Fatih
      • Sultan Murad II
  • ►  2016 (37)
    • ►  August (6)
    • ►  July (8)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (18)

Translate

Popular Posts

  • Maksud dan tujuan Allah SWT memberikan ujian
  • Muhammad Al-Fatih
  • Samuel Jhonson
  • Burj Khalifa
  • HERON TOWER
  • Beranda

Blogger Templates Created with by BeautyTemplates